SMP Xaverius 2 Bandar Lampung

SMP Xaverius 2 Bandar Lampung

Manusia Yang Unggul dalam Humanitas, Kecerdasan, Kajujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan

URL Situs Web: http://xav2

Bandar Lampung, 21 Mei 2025 – Sebanyak 16 peserta didik dari SMP Xaverius 2 Bandar Lampung mengikuti kegiatan Satgas Retina (Remaja Anti Narkoba, Anti Kekerasan, dan Anti Judi Online) angkatan ke-2 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Polresta Bandar Lampung.

Peserta terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan, mewakili sekolah dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 19 hingga 21 Mei 2025.

WhatsApp_Image_2025-05-25_at_10.02.24.jpeg

Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan berbagai materi, seperti perlindungan anak, kenakalan remaja, kepemimpinan, bahaya narkoba, tata tertib berlalu lintas, hingga bela negara. Selain itu, peserta juga mengikuti kegiatan fisik, permainan, apel malam, dan perlombaan yel-yel.

WhatsApp_Image_2025-05-25_at_10.02.27_2.jpeg

Puncak kegiatan ditandai dengan pengukuhan resmi dan pemakaian rompi Satgas Retina, sebagai simbol peran dan tanggung jawab mereka dalam menjadi pelopor kebaikan di lingkungan sekolah.

Tim dari SMP Xaverius 2 turut membanggakan dengan meraih Juara 2 Keaktifan dan Juara 2 Yel-Yel dalam kegiatan tersebut. Para peserta juga mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran berharga selama pelatihan berlangsung.

WhatsApp_Image_2025-05-21_at_17.03.37.jpeg

Dengan keikutsertaan ini, diharapkan para siswa dapat menjadi teladan dan agen perubahan di lingkungan sekolah, serta mengajak teman-teman lain menjauhi kekerasan, narkoba, dan judi online.

Penulis: Vincen Simatupang & Chalista Queen Ardela Siadari

Bandar Lampung, May 20, 2025 – In a bold and innovative step toward meaningful education, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung organized a Contextual Learning program for all 8th-grade students with the theme “Exploring Sustainable Marine Aquaculture for a Better Tomorrow!”. The activity took place at the Marine Aquaculture Development Center (BBPBL) in Hanura, Pesawaran Regency, Lampung, and involved around 147 students from five different classes (8A-8E).

IMG_9462.JPG

This program was designed to bridge academic concepts with real-world applications, allowing students to directly observe sustainable aquaculture practices such as the cultivation of groupers, snappers, and lobsters. These experiences are not only related to environmental sustainability but also to economic development in the digital era.

IMG_9477.JPG

Divided into two sessions, students engaged in a full day of learning. They participated in guided site visits, conducted interviews with BBPBL staff, and documented their observations. These were then developed into short video reports (3–5 minutes), created in both Bahasa Indonesia and English. Each group uploaded their video to their personal Instagram accounts.

IMG_9771.JPG

“This kind of contextual learning provides students with more than just academic knowledge—it teaches them to think critically, creatively, and reflectively,” said Mr. Yohanes Dwi Ady Kurniawan, M.Pd., the program coordinator and English teacher.

The learning activities were integrated across four subjects such as analyzing nutritional values and health benefits of marine species (Science), exploring economic development in the digital age (Social Studies), and reporting observations clearly and effectively through bilingual communication (Bahasa Indonesia and English).

IMG_9715.JPG

Ms. Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M., the school principal, praised the program as a powerful example of the school's commitment to 21st-century education. “We want our students to not only understand theory but also to apply it meaningfully and become individuals who care about the environment and are ready to face future challenges,” she said.

IMG_9745.JPG

With full support from the teaching staff and active student participation, the program demonstrated the success of integrating the Merdeka Curriculum into practical, field-based experiences. It was a day of discovery, connection, and deep learning—an example of how education can go beyond the classroom to inspire real-world understanding.

Evelyne Audrey Abuyamin/8C-

Pada hari Kamis, 22 Mei 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung menggelar acara pelepasan peserta didik kelas IX angkatan ke-53 dengan tema “Great Memories for Shining Future.” Suasana penuh haru dan suka cita terasa sejak awal acara yang dibuka dengan perarakan para guru dan karyawan SMP Xaverius 2.

DSC_0059.JPG

Setelah prosesi perarakan, acara dilanjutkan dengan doa pembuka, menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya,” serta Mars Xaverius yang mengobarkan semangat kebersamaan. Selanjutnya, Bapak Tinus selaku koordinator acara menyampaikan laporan kegiatan sebagai bentuk apresiasi terhadap seluruh panitia dan partisipan.

Di tengah-tengah acara, para hadirin disuguhi penampilan istimewa dari Angelica (8D) dan Shannon (7A) yang memukau dengan permainan biola dan piano. Penampilan ini menjadi penyegar suasana sekaligus wujud bakat luar biasa dari para siswa Xaverius.

DSC_0101.JPG

Acara berlanjut dengan sambutan dari perwakilan orang tua peserta didik serta sambutan penuh makna dari Kepala SMP Xaverius 2, Ibu Sisilia Surasih Andriani, S.Si., M.M. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa bangga dan harapan terbaik bagi para siswa yang akan melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Pelepasan peserta didik dilakukan secara simbolis, menjadi momen emosional yang mengukuhkan akhir dari perjalanan mereka di SMP.

Tak kalah menyentuh, pesan dan kesan disampaikan oleh Aveline (9A) dan Jovan (9C) mewakili seluruh siswa kelas IX. Mereka mengenang berbagai kenangan indah selama di sekolah dan mengucapkan terima kasih kepada para guru serta teman-teman.

DSC_0115.JPG

Semangat remaja kembali bergema melalui penampilan energik dari Team Dance kelas 7 dalam tarian “Dance XVX.” Namun, karena cuaca hujan, peserta didik diarahkan masuk ke kelas masing-masing untuk melanjutkan acara dengan sesi makan bersama yang tetap berlangsung hangat dan meriah.

Setelah hujan reda, acara kembali dilanjutkan dengan modern dance dari Odi, Inggrid, Felisia, dan Carmel dari kelas 9D, yang berhasil menghidupkan suasana. Dilanjutkan dengan duet vokal Felicia (8D) dan Divana (8C) memberikan penampilan penutup yang menyentuh dan berkesan.

Sebagai penutup, sesi door prize serta foto bersama menjadi momen yang mempererat kebersamaan sebelum akhirnya acara ditutup secara resmi oleh MC dan doa penutup.

Acara pelepasan ini bukan sekadar perpisahan, tetapi menjadi perayaan atas perjalanan luar biasa dan awal dari masa depan yang bersinar. Selamat melangkah ke jenjang berikutnya, Angkatan 53!

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung melaksanakan kegiatan pembelajaran kontekstual berupa kunjungan edukatif ke Museum Lampung. Kegiatan ini diikuti oleh kelas 7 dan mengangkat tema “Rise Together in the Spirit of Indonesia’s Cultural Diversity”. Melalui kunjungan ini, kami diajak untuk mengenal dan memahami kekayaan budaya Indonesia sebagai bagian dari semangat persatuan dan kebangkitan nasional.

Kegiatan tersebut diawali dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa, pengantar oleh Ibu Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M. selaku Kepala SMP Xaverius 2 Bandar Lampung dilanjutkan dengan yel-yel kelas terkait dengan pembelajaran kontekstual kemudian foto bersama. Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi. Sesi 1 berangkat menuju museum pada pukul 07.30 WIB, sedangkan Sesi 2 berangkat pada pukul 10.45 WIB. Di museum, kami melakukan pengamatan langsung terhadap beragam koleksi budaya seperti rumah adat, pakaian tradisional, alat musik daerah, dan peninggalan sejarah dari berbagai suku bangsa. Kami mencatat dan merekam hasil pengamatan untuk dibahas dan direfleksikan kembali di sekolah.

IMG_0535.JPG

Melalui pengalaman belajar di luar kelas ini, kami tidak hanya memperluas pengetahuan, tetapi juga untuk mengenalkan museum kepada generasi muda dan menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa. Momen Hari Kebangkitan Nasional menjadi kesempatan yang tepat untuk menyadari bahwa keberagaman budaya adalah kekuatan yang menyatukan Indonesia.

Penulis : Lidwina Jenica Rindi Griselda

MENGIKUTI KURSUS MAHIR DASAR (KMD) TAHAP I

TKK MPK KEUSKUPAN TANJUNGKARANG 2025

Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka merupakan pelatihan tingkat dasar untuk membekali calon pembina pramuka dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kursus Mahir Dasar tahap 1 dilaksanakan selama 3 hari tanggal 16, 17, dan 18 Mei 2025. Adapun pemateri Kursus Mahir Dasar tahap 1 adalah Dra. Bernadetta Dwi Astuti, Yurina Manaf  M.Pd., Dr. Rita Wati, Dedy Yana Suryana MG, Widiantoro, S.Pd.M,M.M.S.

SDM SMP Xaverius 2 Bandar Lampung mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) yang diwakilkan oleh Natalia Anggun Pratiwi, S.Pd., Indah Puspitasari S.Pd., dan Andreas Adi Kurniawan, S.E.

cover_web_1.png

Pada pertemuan tahap 1 ini diawali dengan upacara pembukaan, kemudian dilanjut membahas beberapa materi tentang kepramukaan, yaitu tentang Orientasi Kursus, Fundamental Pendidikan Kepramukaan, Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK), Postur Pembina Pramuka, hingga Ragam Upacara dan Tata Laksana Perkemahan.

Pemateri menyampaikan bahwa Fundamental Pendidikan Kepramukaan sangat penting diketahui bagi pembina pramuka karena sebagai Prinsip Dasar dalam Kepramukaan. Gerakan pramuka adalah sebuah wadah pendidikan, maka sebagai wadah pendidikan kepramukaan memiliki mental (fundamental). Pendidikan pramuka diarahkan pada pembentukan karakter, keterampilan, dan jiwa kepemimpinan. Pilar pendidikan pramuka yaitu informal (di rumah), formal (di sekolah), dan non formal (di masyarakat). Materi selanjutnya yaitu tentang Prinsip dasar Kepramukaan (PDK) & Metode Kepramukaan (MK) Kiasan dasar. Selain itu postur pembina dalam pramuka juga harus diperhatikan dengan baik hal ini supaya mencerminkan wibawa, keteladanan, dan kesiapan dalam membimbing peserta didik. Postur bukan hanya soal fisik, tetapi juga menyangkut sikap mental dan perilaku. Pembina yang baik mampu menjadi teladan dalam setiap aspek kehidupan kepramukaan.

WhatsApp_Image_2025-05-19_at_16.22.56_1.jpeg

Kursus Mahir Dasar (KMD) merupakan pelatihan dasar bagi calon pembina pramuka yang bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar dalam membina peserta didik di gugus depan (gudep). Harapan setelah mengikuti KMD yaitu SDM SMP Xaverius 2 Bandar Lampung memiliki pemahaman yang cukup tentang prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan, dan teknik membina sesuai dengan golongan usia pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega). Sehingga mampu untuk menjadi Pembina pramuka yang tidak hanya paham secara teori saja, melainkan juga siap terjun langsung ke lapangan membina anggota pramuka.

Salam Xavepa Gemilang

Penulis

Natalia Anggun & Indah Puspitasari

Pengertian Literasi

Literasi itu apasih? Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Dalam era modern seperti sekarang, literasi memiliki makna yang jauh lebih luas. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif, baik dalam bentuk teks, angka, gambar, suara, maupun media digital. Bukan cuma anak muda yang butuh literasi, bagi orang tua juga sangat penting: misalnya, literasi keuangan.

Jadi, literasi bukan hanya soal “bisa baca tulis”, tapi juga tentang cara berpikir, menganalisis, dan merespons informasi yang kita temui setiap hari, baik di sekolah, media sosial, maupun kehidupan sehari-hari.

Jenis-Jenis Literasi Zaman Now

  1. Literasi Dasar (Baca-Tulis)

Ini adalah fondasi utama. Kemampuan membaca dan menulis dengan baik sangat penting agar kita bisa menyerap informasi dengan benar. Misalnya, memahami isi buku, membaca petunjuk, atau menulis laporan.

  1. Literasi

Literasi ini berkaitan dengan kemampuan berhitung dan memahami data. Nggak harus jadi jago matematika, tapi kita perlu bisa membaca grafik, menghitung uang, dan menafsirkan angka secara logis.

  1. Literasi Sains Dunia penuh dengan fenomena alam dan Literasi sains membantu kita memahami cara kerja dunia dari mengapa langit biru sampai bagaimana vaksin bekerja.
  2. Literasi Digital

Kita hidup di dunia yang penuh dengan konten digital. Literasi digital adalah kemampuan menggunakan internet, media sosial, dan perangkat teknologi dengan cerdas, etis, dan aman. Jangan cuma bisa scrolling—tapi juga bisa membedakan mana info valid dan mana hoaks.

  1. Literasi Finansial

Literasi ini penting banget buat generasi muda. Belajar mengatur uang, menabung, membuat anggaran, bahkan investasi dasar. Biar nggak cuma tahu “beli ini-itu”, tapi juga paham nilai dan fungsi uang.

  1. Literasi Budaya dan Kewargaan.

Kita hidup di tengah masyarakat yang beragam. Literasi budaya mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, sedangkan literasi kewargaan membuat kita sadar akan hak, kewajiban, dan peran kita sebagai warga negara.

DSCF5075.jpg

Kenapa sih Literasi Penting Banget?

B2M2

  1. Bikin kita nggak gampang tertipu.

Di era saat ini banjir informasi dan banyak hoaks beredar. Orang yang literat akan berpikir kritis dan bisa memilah informasi secara objektif. Sedangkan orang yang jarang berliterasi akan mudah keliru dan percaya apapun informasi yang di dapat.

  1. Bantu capai cita-cita.

Literasi itu bekal hidup. Mau jadi dokter, desainer, arsitek, atau content creator? Semua butuh kemampuan memahami informasi dan komunikasi yang baik. Pasti ada yang punya cita cita menjadi seorang pro gamers kan? itu nggak cuma soal jago main, sama dengan yang lain dengan literasi yang baik, kamu bisa jadi gamers yang cerdas, komunikatif, dan punya peluang berkembang ke level pro. Pokoknya berliterasi sangat penting apapun itu cita-cita mu!

  1. Menumbuhkan rasa percaya diri.

Saat kita paham apa yang kita pelajari dan bisa menjelaskannya ke orang lain, rasa percaya diri tumbuh. Kita jadi lebih siap menghadapi tantangan.

  1. Memiliki peluang dalam

Profesional literasi yang baik dapat membantu kita berkomunikasi lebih efektif, bekerja lebih efisien, dan berperilaku bijak dalam berbagai situasi sehingga kita bisa lebih mudah untuk dibuktikan mempunyai nilai lebih dari yang lain.

Cara Meningkatkan Literasi di Kehidupan Sehari-hari

1. Baca Buku atau Artikel Berkualitas Secara Rutin

       Nggak harus berat-berat dulu. Mulai dari komik edukatif, cerita inspiratif, atau artikel ringan yang informatif.

2. Aktif Menulis

       Bisa dengan nulis diary, opini, atau blog. Menulis melatih logika berpikir dan cara menyampaikan ide.

3. Diskusi dan Bertanya

       Jangan takut tanya kalau belum paham. Kamu bisa diskusi bareng orang tua, kakak, teman atau guru itu cara belajar yang asik dan efektif.

4. Cek Fakta Sebelum Share

       Kroscek dulu info sebelum dibagikan, apalagi yang sensitif atau viral.

5. Ikut Komunitas Literasi atau Kegiatan Sekolah

       Seperti mading, jurnalistik, bedah buku, atau lomba menulis. Seru dan bermanfaat banget buat melatih skill.

Apa kamu gak suka literasi? Sebenarnya dengan membaca artikel ini, kamu sudah terbukti menyukai berliterasi. Literasi bukan cuma tren, tapi kebutuhan. Di zaman yang serba cepat ini, kemampuan literasi jadi salah satu kunci utama untuk bertahan, berkembang, dan sukses. Dengan literasi, kita bisa menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, kritis, dan bijak—baik di dunia nyata maupun digital.

Jadi, yuk guys mulai sekarang upgrade skill-skill kamu dengan meningkatkan literasi, buka wawasan, dan jadi generasi keren yang nggak cuma paham info, tapi juga bisa menyaring dan memanfaatkannya dengan bijak!

Penulis: Marcella Aurelia 7C/18

Bimbingan Teknis

“Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak”

SMP Xaverius 2 Bandarlampung menuju Sekolah Ramah Anak

Pertemuan hari ke-2 Bimbingan Teknis “Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Xaverius Tanjungkarang hadir sebagai pemateri Bp. Ahmad Asari, S.Pd dan sebagai perwakilan peserta dari SMP Xaverius 2 Bandarlampung; Ibu Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M selaku Kepala Sekolah, perwakilan Guru; Bapak Timotius Hendri Nugroho, S.Kom., Bapak Fransiskus Margono, S.Pd., Bapak Vincen Simatupang, S.Si., dan Ibu Fransiska Intan Rosari, M.Pd..

WhatsApp_Image_2025-05-17_at_09.05.18_1.jpeg

Pada pertemuan hari ini membahas tentang empat prinsip dasar Konvensi Hak Anak (KHA) yang menjadi landasan utama dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak, yaitu:

  1. Non-diskriminasi

Semua anak memiliki hak yang sama tanpa pengecualian. Tidak boleh ada diskriminasi atas dasar apa pun, termasuk ras, agama, jenis kelamin, status sosial, latar belakang keluarga, dan sebagainya.

  1. Kepentingan terbaik bagi anak

     Dalam setiap keputusan atau tindakan yang menyangkut anak, kepentingan terbaik anak harus menjadi pertimbangan utama. Ini berlaku untuk orang tua, lembaga pemerintah, maupun lembaga swasta.

  1. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan

Setiap anak berhak untuk hidup dan tumbuh serta berkembang secara maksimal, baik secara fisik, mental, spiritual, moral, maupun sosial.

  1. Penghargaan terhadap pendapat anak

Anak berhak untuk didengar pendapatnya dalam segala hal yang menyangkut dirinya, sesuai dengan usia dan tingkat kematangannya. Pendapat anak harus dipertimbangkan secara serius.

WhatsApp_Image_2025-05-17_at_11.30.26.jpeg

Keempat prinsip ini menjadi dasar dalam merancang kebijakan, program, dan layanan yang berkaitan dengan anak.

  1. Andreas Sutrisno selaku Ketua Yayasan Xaverius Tanjungkarang, meneguhkan konsentrasi Yayasan terhadap program sekolah dalam 3 hal;
  2. Ramah Anak

"Ramah anak" merupakan istilah yang merujuk pada sikap, lingkungan, atau kebijakan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, serta melindungi hak-hak anak. Sesuatu yang "ramah anak" berarti memperhatikan kebutuhan, keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan anak, baik secara fisik, emosional, sosial, maupun psikologis.

  1. Green School

Green School adalah sekolah yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam seluruh aspek kegiatan dan manajemennya. Tujuan utama dari Green School adalah mendidik siswa agar memiliki kesadaran lingkungan dan berperilaku yang mendukung keberlanjutan (sustainability), baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Daur Ulang

Daur ulang merupakan proses mengolah kembali sampah atau barang bekas menjadi bahan atau produk baru yang bisa digunakan kembali. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah, menghemat sumber daya alam, dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Lebih lanjut pemaparan Bp. Ahmad Asari, S.Pd mengulas tentang point penting hak sipil dan kebebasan anak, poin-poin penting mengenai hak sipil dan kebebasan anak yang diakui dalam Konvensi Hak Anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya yang terkait dengan hak sipil dan kebebasan (civil rights and freedoms): Hak atas identitas; Anak berhak memiliki nama sejak lahir, kewarganegaraan, dan diakui sebagai bagian dari keluarga dan negara. Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; Anak berhak menyampaikan pendapat secara bebas, termasuk dalam hal yang mempengaruhi hidupnya. Anak juga berhak mengekspresikan pandangan mereka melalui media, seni, atau bentuk lain yang sesuai. Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama; Anak bebas memilih dan mempraktikkan keyakinannya, dengan tetap memperhatikan bimbingan dari orang tua sesuai usia dan tingkat perkembangan anak. Hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul secara damai; Anak berhak untuk berkumpul, berorganisasi, dan terlibat dalam kelompok sosial atau kegiatan Masyarakat. Hak atas privasi dan perlindungan data pribadi; Anak berhak atas kehidupan pribadi yang dihormati, termasuk perlindungan atas surat-surat, komunikasi, dan data pribadinya. Hak atas akses informasi; Anak berhak mengakses informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi perkembangan mereka, termasuk dari media cetak, elektronik, dan digital.

Selain itu, dibahas juga Inti dari kluster Sekolah Ramah Anak (SRA) untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, bersih, inklusif, sehat, peduli, dan menyenangkan bagi semua anak, serta melindungi hak-hak anak dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.

Dalam kebijakan nasional (khususnya di Indonesia), Sekolah Ramah Anak dikembangkan melalui 6 kluster utama, yang berakar pada Konvensi Hak Anak, yaitu; Kluster 1: Hak Sipil dan Kebebasan, Kluster 2: Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Kluster 3: Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, Kluster 4: Pendidikan, Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya, Kluster 5: Perlindungan Khusus, Kluster 6: Manajemen Sekolah Ramah Anak.

Disiplin Positif “Berperspektif Hak Anak” dikemas dalam diskusi membahas tentang faktor keluarga yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian, perilaku, dan perkembangan anak-anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak, dan pengaruhnya bisa berlangsung seumur hidup.  Keluarga adalah fondasi utama dalam membentuk identitas dan arah hidup anak. Dukungan emosional, nilai yang kuat, dan pola asuh yang tepat akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara mental, sosial, dan intelektual.

Dengan terselenggaranya bimbingan teknis ini, diharapkan seluruh satuan pendidikan di Yayasan Xaverius Tanjungkarang lebih  mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Konvensi Hak Anak secara utuh, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, serta membangun budaya disiplin positif yang menghargai martabat dan hak anak. Kolaborasi semua pihak; pendidik, orang tua, dan Masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan sekolah sebagai tempat yang benar-benar ramah dan berpihak pada anak.

Salam Unggul Transformatif Dalam Semangat HK3P

SMP Xavepa Gemilang.

Penulis: Timotius Hendri Nugroho, S.Kom.

Dalam upaya mewujudkan sekolah ramah anak di sekolah-sekolah Xaverius, Yayasan Xaverius Tanjung Karang mengadakan Bimbingan Teknis Sekolah Ramah Anak dengan tema Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak, dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak selama dua hari, yaitu 16–17 Mei 2025. Kegiatan dilaksanakan di Aula GSG Komplek Xaverius Way Halim, dengan narasumber Bpk. Ahmad Asri, S.Pd. Bimtek ini merupakan salah satu amanat Renstra Yayasan Xaverius Tanjung Karang untuk sekolah-sekolah Xaverius sebagai sekolah ramah anak.

WhatsApp_Image_2025-05-16_at_14.29.53_2.jpeg

Ada empat guru yaitu Bpk. Timotius Hendri Nugroho, S.Kom., Bapak Fransiskus Margono, S.Pd., Bapak Vincen Simatupang, S.Si., dan Ibu Fransiska Intan Rosari, M.Pd., dan Kepala Satuan Pendidikan SMP Xaverius 2 Bandar Lampung Ibu Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M. mengikuti kegiatan ini, bersama dengan para Kepala Satuan Pendidikan TK–SMP Xaverius se-Bandar Lampung dan para guru TK–SMP Xaverius se-Bandar Lampung. Kegiatan dibuka oleh RD Andreas Sutrisno, Ketua Yayasan Xaverius Tanjung Karang.

Catatan Bimtek hari pertama antara lain:

Dari pemateri pertama Y. Gisik (Sekretaris Yayasan): Sekolah Ramah Anak adalah amanat Renstra dari misi pertama yaitu memiliki kinerja unggul (Excellent Performance), sub misi kinerja operasional, sasaran meningkatkan satuan unit sekolah ramah anak. Target hasil: jumlah unit sekolah tersertifikasi sekolah ramah anak dari lembaga nasional 100%. Pada dasarnya, sekolah-sekolah Xaverius sudah melaksanakan ramah anak selama ini dalam layanan pendidikan, maka diperlukan usaha yang sungguh untuk sampai pada sertifikasi SRA secara resmi dari lembaga yang kompeten. Sehingga sekolah ramah anak bukan sekadar program, tapi komitmen kita menjadikan setiap ruang belajar sebagai tempat yang aman dan nyaman, hangat, penuh harapan, sehingga semua anak merasa diterima dan dihargai.

WhatsApp_Image_2025-05-16_at_14.29.53_1.jpeg

Dari Bpk. Ahmad Asari, S.Pd., termasuk Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak – Pemberdayaan Perempuan: Perlu pemahaman yang sama tentang usia anak dan hak-hak anak dalam usia anak, juga bagaimana pendampingan perkembangan anak. Pelaku kekerasan anak adalah orang-orang terdekat anak itu sendiri. Di manapun anak berada harus dilindungi, maka diperlukan undang-undang perlindungan anak. Konvensi Hak Anak (KHA), kegiatan ini diharapkan sebagai langkah implementasi SRA. Untuk mewujudkan SRA diperlukan partisipasi orang tua.

WhatsApp_Image_2025-05-16_at_14.29.53.jpeg

Salam Unggul Transformatif Dalam Semangat HK3P
SMP Xavepa Gemilang.

Penulis: Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M.