Bandar Lampung, Rabu, 15 Oktober 2025 menjadi suasana penuh semangat dan reflektif menyelimuti kegiatan pembinaan mental dan spiritual (rekoleksi) gelombang kedua SMP Xaverius 2 Bandar Lampung yang digelar di Wisma Albertus. Kegiatan bertema “Love Yourself and Others” ini diikuti oleh siswa kelas VII B dan VII D dengan jumlah 65 peserta. Rekoleksi ini merupakan kelanjutan dari gelombang pertama yang telah berlangsung sehari sebelumnya. Program tersebut menjadi bagian dari pembinaan karakter sekolah untuk menanamkan nilai religius, kedisiplinan, serta kepribadian berakhlak mulia. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak untuk mengenali potensi diri, mengasah empati terhadap sesama, dan belajar menjadi pribadi yang bijak dalam menggunakan teknologi.
Dalam sambutannya, Koordinator pelaksana, Ibu Indah Puspitasari, S.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar rutinitas tahunan, Melalui pembinaan ini, diharapkan anak-anak untuk menjadi pribadi yang beriman, berakhlak baik, memiliki kepedulian terhadap sesama, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan dengan semangat dan keteguhan hati. Tujuan utama kegiatan ini adalah membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keteguhan iman, moral yang baik, serta kepekaan sosial.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Xaverius 2 Bandar Lampung, Ibu Sisillia Surasi Andriani, S.Si., S.M., mengingatkan pentingnya penerapan nilai-nilai yang diperoleh selama kegiatan. “Supaya kita menjadi pribadi yang sehat jiwa dan raga, karena mental dan spritual itu berhubungan dengan jiwa. Di dalam jiwa yang sehat dan raga yang sehat kita baru bisa fokus untuk menghadapi tantangan. Salah satu ciri dari jiwa yang sehat adalah salah satunya dari perilakunya dan tutur katanya.” pesan beliau.
Kegiatan inti dimulai dengan sesi pertama bersama Frater L. Gerardo Vivaldi yang membawakan materi “Love Yourself and Love Your Friends!” (Mengenali Diri Sendiri dan Orang Lain). Dalam sesi ini, Frater Gerardo mengajak peserta memahami makna mencintai diri sendiri secara sehat agar mampu mengasihi sesama dengan tulus. Ia membagi sesi dalam tiga bagian antara lain Insecure?, Melihat Karunia, dan Melihat Diri dan Sesama dengan Kasih yang disampaikan secara interaktif. Para peserta tampak antusias berdiskusi dan berbagi refleksi pribadi tentang makna menghargai diri sendiri dan orang lain. Jika kita bisa menerima diri kita sendiri dan tidak menyombongkan diri dengan kelebihan kita itulah yang dinamakan cinta diri sendiri ujar Frater Geraldo.
Sebagai pemateri penutup, Romo Pius Wahyu Adityo Raharjo menyampaikan materi bertajuk “Bijak dalam Menggunakan Gawai.” Ia menegaskan bahwa teknologi digital dapat menjadi sarana yang baik apabila digunakan secara bertanggung jawab dan beretika. Dalam paparannya, Romo Pius memperkenalkan sembilan langkah kebijaksanaan digital, antara lain menetapkan tujuan positif dalam penggunaan gawai, membatasi waktu pemakaian, menjaga privasi, menyaring konten edukatif, serta melakukan digital detox secara berkala.
Romo Pius juga mengingatkan bahwa gawai seharusnya mendukung perkembangan manusia, bukan sebaliknya. Ia menutup dengan kutipan inspiratif dari Steve Jobs: “Teknologi hanyalah alat tetapi manusialah yang menentukan bagaimana menggunakannya untuk menciptakan kebaikan.”
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama. Para siswa diajak merenungkan nilai-nilai yang telah diperoleh selama kegiatan. Banyak peserta menyampaikan bahwa mereka mendapatkan pengalaman berharga yang menumbuhkan kepercayaan diri, semangat kebersamaan, serta kesadaran untuk menggunakan gawai secara lebih bijak.
Salah satu peserta, Alfred Juan Rusli, menyampaikan kesannya bahwa kegiatan ini memberikan banyak manfaat. “Kegiatannya seru karena bisa ikut langsung dan belajar banyak hal, seperti kepercayaan diri dan kerja sama dalam kelompok,” ujarnya. Genoveva Galuh Asasta, menambahkan, “Kami senang bisa mengikuti acara ini. Kami belajar mengenal diri sendiri, belajar menulis refleksi, dan memahami cara bijak menggunakan gawai”. Sementara itu, Keenan Matthias Erwin menilai kegiatan ini memperkuat solidaritas di antara peserta. “Kami jadi lebih akrab karena setiap kegiatan dilakukan secara berkelompok. Dari situ kami belajar arti kerja sama dan kebersamaan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan rekoleksi gelombang kedua ini, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung berharap para siswa semakin tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berkarakter, serta mampu menjadi generasi muda yang bijak dan kolaboratif di tengah tantangan dunia digital.
Salam Xavepa Gemilang
Genggam Masa Depan Gemilang
Penulis: Maria Angelina Hutagalung, S.Pd.
Email redaksi: [opsional bila dikirim ke media]