SMP Xaverius 2 Bandar Lampung

SMP Xaverius 2 Bandar Lampung

Manusia Yang Unggul dalam Humanitas, Kecerdasan, Kajujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan

URL Situs Web: http://xav2

Pada Jumat, 7 November 2025, semangat literasi kembali menyala di Gedung Pelayanan Perpustakaan Kota Bandar Lampung. Dalam suasana penuh inspirasi, perwakilan dari SMP Xaverius 2 Bandar Lampung turut ambil bagian dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal. Acara yang digagas oleh Dinas Perpustakaan Kota ini bertujuan untuk “saling berbagi pengalaman, berdiskusi, dan membangun jejaring bersama insan literasi, agar dapat menumbuhkan pegiat literasi di lingkungan sekolah maupun masyarakat.”

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yaitu pada tanggal 7, 14, dan 21 November 2025, dengan sesi pertama dimulai pukul 09.30 hingga 11.20 WIB. Hadir sebagai perwakilan dari SMP Xaverius 2, tiga siswi berbakat yakni Yuvanka Prasista, Lutgardis Cristabel Fanisha, dan Marcella Aurelia dari kelas 8A dan 9D, didampingi oleh para guru pembimbing, yaitu Pak Nando, Bu Anggun, dan Bu Dewi.

Hari pertama Bimtek ini menghadirkan narasumber utama Kak Yoga Pratama, seorang penulis sekaligus anggota Relawan Literasi Masyarakat (Relima) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang telah lama berkecimpung di dunia kepenulisan dan pelatihan literasi di berbagai daerah.

Dalam materinya, Kak Yoga menekankan bahwa menulis bukan sekadar menuangkan kata, tetapi juga menyalurkan jiwa dan identitas daerah. Melalui kepenulisan berbasis konten budaya lokal, generasi muda diajak untuk menjadi penjaga nilai-nilai budaya di tengah derasnya arus globalisasi digital.

Konten lokal bisa hadir dalam berbagai bentuk mulai dari artikel, cerpen, blog, caption media sosial, hingga promosi UMKM. Semua itu dapat menjadi wadah memperkenalkan budaya daerah kepada dunia luar. Misalnya, budaya “cetik”, alat musik khas Lampung, dapat diperkenalkan melalui tulisan ringan di media sosial, artikel feature, atau esai populer. Dengan begitu, budaya lokal tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh relevan di tengah perubahan zaman.

Menurut Kak Yoga, esai populer berbasis budaya lokal memiliki kekuatan ganda yaitu gaya bercerita yang humanis dan refleksi pribadi yang mendalam. Dalam satu tulisan, penulis tidak hanya menyampaikan fakta budaya, tetapi juga mengajak pembaca merenung tentang nilai dan makna di baliknya.

“Tulislah budaya seperti kamu bercerita kepada sahabat dengan rasa, penuh makna, dan kebanggaan,” ujar Kak Yoga dalam salah satu sesi reflektifnya.

Dalam sesi selanjutnya, peserta diperkenalkan pada gaya penulisan feature dan esai populer dua bentuk tulisan yang berakar pada kisah nyata, tetapi dibingkai dengan sentuhan pribadi.

Sebuah feature mengedepankan gaya bercerita, menghadirkan kisah nyata dengan emosi dan kedalaman. Sedangkan esai populer lebih menonjolkan refleksi penulis, pemikiran pribadi, serta pesan moral atau budaya yang ingin disampaikan. Ketika dua gaya ini dipadukan, maka lahirlah tulisan yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyentuh hati pembaca.

Langkah-langkah menulis esai populer berbasis budaya lokal pun dijelaskan secara sistematis:

  1. Temukan ide budaya lokal. Misalnya, cerita rakyat Sumur Putri, kehidupan masyarakat Pecinan Teluk Betung, atau kisah kampung tua Rajabasa.
  2. Lakukan riset mini dan observasi. Perhatikan detail, makna, dan nilai budaya yang ingin diangkat.
  3. Tentukan sudut pandang. Apakah dari sisi sejarah, sosial, atau pengalaman pribadi.
  4. Tulis lead yang menggugah. Pembuka harus memikat, bisa deskriptif, kutipan tokoh, atau reflektif.
  5. Kembangkan isi dengan narasi dan refleksi yang seimbang.
  6. Tutup tulisan dengan pesan atau renungan bermakna.

Di sinilah keseimbangan antara narasi faktual dan refleksi pribadi menjadi kunci. Tulisan budaya tidak sekadar menceritakan adat, tradisi, atau tempat, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya.

Kegiatan Bimtek ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga ruang inspiratif yang membangkitkan kesadaran budaya di kalangan generasi muda. Para siswi SMP Xaverius 2 tampak antusias mengikuti sesi latihan praktik menulis lead dan esai populer. Mereka belajar bagaimana sebuah tulisan bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Dalam praktik menulis, para peserta dilatih untuk mendengar suara budaya di sekitarnya dari cara masyarakat bertutur, tradisi kuliner khas, hingga cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun. Semua itu merupakan kekayaan narasi yang dapat diolah menjadi karya tulis penuh makna.

Melalui pendampingan guru dan dukungan sekolah, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya SMP Xaverius 2 untuk menumbuhkan generasi literat yang berkarakter, kreatif, dan berakar pada nilai budaya.

Bimbingan teknis ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan melalui pena. Di tengah tantangan era digital, menulis konten lokal adalah bentuk nyata cinta pada tanah kelahiran. Tulisan-tulisan para pelajar, sekecil apa pun, adalah jejak yang akan menjaga identitas Lampung agar tetap hidup dalam ingatan kolektif bangsa.

Dengan mengikuti kegiatan seperti ini, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung menunjukkan komitmennya dalam mendukung literasi budaya dan menanamkan kebanggaan terhadap kearifan lokal di kalangan pelajar.

Semoga kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar menulis, tetapi juga gerakan kecil menuju kebangkitan literasi budaya di bumi Lampung.

Karena dari pena yang mencintai budayanya, akan lahir generasi yang tidak mudah lupa pada akar identitasnya

Bandar Lampung, 6 November 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung mendapat kehormatan untuk menghadiri kegiatan Lokakarya Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Kota Bandar Lampung. Kegiatan ini mengusung tema besar “Membangun Literasi Digital Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Budaya Baca Masyarakat”, sebagai upaya memperkuat peran teknologi dalam pelestarian budaya dan peningkatan minat baca di era modernisasi.

Dalam kegiatan tersebut, SMP Xaverius 2 diwakili oleh Yuvanka Prasista, siswa kelas 8A, bersama salah satu guru Bahasa Indonesia Fernando Aldi Marcos, S.Pd. Acara berlangsung di Gedung Pelayanan Perpustakaan Kota Bandar Lampung dan diikuti oleh berbagai sekolah serta perwakilan komunitas literasi di kota Bandar Lampung.

Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital secara cerdas, aman, dan kreatif.

Sesi I: “Strategi Kreatif Konten Literasi Digital di Era Global”

Sesi pertama dibawakan oleh Fachrizal, S.Kom., M.Kom., Kepala Bidang E-Government Dinas Kominfo Kota Bandar Lampung. Dalam materinya, beliau menjelaskan pentingnya strategi kreatif dalam menciptakan konten digital di tengah derasnya arus informasi global.

Fachrizal menekankan bahwa di era modern ini, masyarakat terpapar oleh berbagai jenis informasi, mulai dari hiburan, berita, hingga opini pribadi. Oleh karena itu, literasi digital perlu dikembangkan dengan cara yang menarik, ringan, dan mudah dipahami.

 “Edukasi digital tidak harus disajikan dengan teks panjang. Bisa dikemas dalam bentuk visual, video pendek, atau narasi ringan agar pesan edukatif lebih cepat tersebar dan berdampak positif,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan media sosial lainnya dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan konten edukatif dengan gaya yang trendi namun tetap beretika. Kebebasan berekspresi di ruang digital, menurutnya, harus tetap diimbangi dengan tanggung jawab dan kesadaran hukum.

Sesi II: “Pemanfaatan Teknologi untuk Pelestarian Nilai-Nilai Kearifan Lokal”

Sesi kedua diisi oleh Dra. Nellawatty Ningsih, M.M., yang membahas peran penting teknologi digital dalam pelestarian budaya lokal. Ia menjelaskan bahwa teknologi bukan hanya alat modernisasi, tetapi juga sarana untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal agar tetap hidup di tengah kemajuan zaman.

Melalui teknologi, budaya lokal dapat diangkat ke ranah digital seperti digitalisasi batik, wayang, kamus bahasa daerah, hingga promosi wisata budaya melalui virtual tourism. Beberapa contoh nyata seperti Google Arts & Culture Indonesia menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dan teknologi dapat berjalan beriringan.

“Kearifan lokal adalah jati diri bangsa. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menjadikannya inspirasi untuk generasi muda agar lebih mencintai budaya sendiri,” tutur Nellawatty.

Menumbuhkan Budaya Baca di Era Digital

Kegiatan ini menegaskan bahwa literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, melainkan juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, beretika, dan produktif. Dengan kolaborasi antara teknologi dan tradisi, diharapkan budaya membaca dan mencintai literasi di kalangan pelajar terus tumbuh dan berkembang.

Partisipasi SMP Xaverius 2 dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam mendukung pengembangan literasi berbasis teknologi dan kearifan lokal, sejalan dengan semangat pendidikan karakter dan budaya yang berdaya saing di era global.

Bahasa Mandarin menjadi pelajaran mulok di SMP Xaverius 2, maka siswa-siswi sudah terbiasa dalam penggunaan bahasa Mandarin. Seperti yang biasa di hari Jumat ada pelajaran bahasa Mandarin, tetapi pada hari Jumat ini para siswa mengikuti pelajaran bahasa Mandarin dengan menyaksikan para siswa yang akan mengikuti lomba pidato dalam bahasa Mandarin.

Peserta yang ikut latihan pidato ini ada beberapa orang, yaitu Grace Victoria T, Joanna Sung, Feifei, Conan, Galuh, dll. Mereka semua berpidato tentang cita-cita mereka masing-masing. Ada yang bercita-cita menjadi dokter, ada juga yang mau jadi pengusaha, ada yang ingin mengurus perdagangan internasional, dan ada juga yang ingin jadi pilot, bahkan masih banyak lagi cita-cita lainnya yang mereka sampaikan dengan semangat.

 

Latihan ini juga dibimbing oleh laoshi Indra dari Han Yuan. Laoshi memberikan arahan dan koreksi supaya para peserta bisa berbicara lebih lancar dan percaya diri saat tampil nanti. Semua siswa yang menonton juga terlihat antusias, karena bisa belajar dari teman-teman yang berani berbicara di depan banyak orang menggunakan bahasa Mandarin.

Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita yang mereka sebutkan tadi tentu dengan rajin belajar dan tidak mudah menyerah. Sampai akhirnya, ketika bel berbunyi tanda pelajaran selesai, latihan pidato pun berakhir dengan suasana yang menyenangkan.

Pada hari Jumat, 31 Oktober 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung kedatangan tamu spesial dari Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PPFI) dan Pos Indonesia. Tim yang datang berjumlah lima orang, dan kegiatan berlangsung di aula sekolah mulai pukul 10.15 sampai dengan pukul 11.00 WIB.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan lomba menulis surat untuk pahlawan yang diadakan oleh Kantor Pos Indonesia, serta memperkenalkan kepada siswa-siswi tentang filateli, yaitu hobi mengumpulkan dan mempelajari perangko. Meskipun terdengar sederhana, ternyata filateli memiliki banyak manfaat, seperti menambah pengetahuan sejarah, mengenal budaya dari berbagai negara, dan melatih ketelitian.

Selama kegiatan, suasana di aula terasa hidup dan menyenangkan. Salah satu anggota tim, yaitu Kak Gilang, menjelaskan tentang apa itu filateli dan bagaimana perangko bisa menjadi benda bersejarah yang menarik. Kak Gilang juga memberikan pertanyaan-pertanyaan seru seputar perangko dan membagikan hadiah berupa perangko kepada siswa-siswi yang berhasil menjawab. Semua peserta tampak antusias dan bersemangat, bahkan banyak yang baru pertama kali tahu tentang hobi filateli.

IMG_4541.JPG

Setelah mendengarkan penjelasan tentang lomba menulis surat untuk pahlawan, para siswa terlihat sangat tertarik. Hasilnya, ada sekitar 16 siswa yang menyatakan minat untuk mengikuti lomba tersebut. Mereka ingin mencoba menulis surat untuk mengenang dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi Indonesia.

Kegiatan sosialisasi ini memberikan banyak manfaat dan inspirasi bagi para siswa. Selain menambah wawasan tentang dunia perangko, kami juga diajak untuk lebih menghargai perjuangan para pahlawan dan belajar menyalurkan perasaan lewat tulisan. Acara berlangsung lancar, seru, dan penuh semangat, serta meninggalkan kesan yang mendalam bagi seluruh siswa yang hadir.

Penulis : Lutgardis Cristabel Fanisha 9D

Salam Pramuka!

Pada hari Jumat, 18 Oktober 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung secara resmi membuka kegiatan JOTA-JOTI 2025 (Jamboree On The Air dan Jamboree On The Internet). Kegiatan ini dibuka oleh Ka. Mabigus Gudep SMP Xaverius 2, yaitu Ibu Sisilia Surasih Andriani, S.Si., M.M.

JOTA-JOTI merupakan ajang Pramuka tingkat dunia yang menghubungkan para peserta melalui radio amatir dan jaringan internet. Melalui kegiatan ini, para peserta dapat berkomunikasi dengan Pramuka lain dari luar pulau bahkan luar negeri menggunakan kode-kode komunikasi khusus.

Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama dua hari, yakni pada 18–19 Oktober 2025 (Jumat–Sabtu) di lingkungan SMP Xaverius 2 Bandar Lampung. Tahun ini, JOTA-JOTI diikuti oleh 34 peserta, terdiri dari 24 Penggalang Putri dan 10 Penggalang Putra yang berasal dari kelas 8 dan 9.

IMG_3989.JPG

Adapun stasiun JOTA di pangkalan SMP Xaverius 2 adalah YH4SOJA, dengan penanggung jawab YB4TOT – Agustinus Kusharyanto, S.Si.. Selama kegiatan berlangsung, stasiun ini berhasil terhubung dengan berbagai stasiun lain, baik dari dalam maupun luar Provinsi Lampung, bahkan dari pulau-pulau lain di Indonesia.

Kegiatan JOTA-JOTI ini juga didukung oleh Kwarcab Bandar Lampung dan Kwarda Lampung, serta dihadiri oleh perwakilan dari DKC Kwarcab Bandar Lampung dan DKD Kwarda Lampung.

IMG_4045.JPG

Selain peserta dari SMP Xaverius 2, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa sekolah tamu, yaitu:

  • SMA Xaverius Bandar Lampung

  • SMK Tri Sakti Bandar Lampung

  • Pondok Pesantren Al-Hanif

Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menumbuhkan semangat persaudaraan global dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik melalui media radio dan internet.

Salam Xavepa Gemilang, Genggam Masa Depan Cemerlang!
Salam Pramuka!

Penulis: Ignatia Diva Alexis

Pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung menggelar kegiatan Aksi Sosial Peduli Pangan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2025. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian seluruh warga sekolah terhadap sesama yang membutuhkan, serta bentuk pengamalan nilai kemanusiaan dan cinta kasih yang selalu ditanamkan di lingkungan Xavepa.

Seperti biasa, kegiatan diawali dengan proses belajar mengajar di kelas masing-masing. Setelah waktu istirahat pertama, suasana sekolah terasa berbeda. Para siswa kembali ke kelas, kali ini didampingi oleh wali kelas untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial yang penuh makna.

Satu per satu, siswa maju ke depan kelas dengan senyum dan semangat berbagi, menyerahkan bahan pangan yang telah mereka siapkan dari rumah, seperti beras, gula, dan minyak goreng. Setiap sumbangan yang diberikan menjadi simbol kasih dan kepedulian. Setelah seluruh siswa selesai, bahan pangan tersebut kemudian dikumpulkan bersama di Posko Peduli Pangan, dengan bantuan dan koordinasi dari OSIS Bidang Sosial.

IMG_3634.JPG

Kegiatan bakti sosial ini bukan sekadar tentang memberi, tetapi juga tentang belajar memahami arti solidaritas, empati, dan cinta kasih terhadap sesama. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak menyadari bahwa sekecil apa pun bantuan yang diberikan, dapat membawa kebahagiaan dan harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Aksi ini juga menjadi bagian dari upaya sekolah untuk menumbuhkan nilai sosial dan kemanusiaan, sejalan dengan misi sekolah dalam mewujudkan visi: “Unggul, Transformatif, dan Berkolaborasi dalam Kemandirian”, yang senantiasa dihidupi melalui semangat HK3P di SMP Xaverius 2 Bandar Lampung.

IMG_3744.JPG

Dengan semangat berbagi dan kepedulian yang tumbuh di hati setiap Xavepian, sekolah percaya bahwa masa depan yang gemilang dimulai dari langkah kecil penuh kasih hari ini.

Salam Xavepa Gemilang,
Genggam Masa Depan Cemerlang.

Renata Priscilla Hardy

Bandar Lampung, Rabu, 15 Oktober 2025 menjadi suasana penuh semangat dan reflektif menyelimuti kegiatan pembinaan mental dan spiritual (rekoleksi) gelombang kedua SMP Xaverius 2 Bandar Lampung yang digelar di Wisma Albertus. Kegiatan bertema “Love Yourself and Others” ini diikuti oleh siswa kelas VII B dan VII D dengan jumlah 65 peserta. Rekoleksi ini merupakan kelanjutan dari gelombang pertama yang telah berlangsung sehari sebelumnya. Program tersebut menjadi bagian dari pembinaan karakter sekolah untuk menanamkan nilai religius, kedisiplinan, serta kepribadian berakhlak mulia. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak untuk mengenali potensi diri, mengasah empati terhadap sesama, dan belajar menjadi pribadi yang bijak dalam menggunakan teknologi.

IMG_3227.JPG

Dalam sambutannya, Koordinator pelaksana, Ibu Indah Puspitasari, S.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar rutinitas tahunan, Melalui pembinaan ini, diharapkan anak-anak untuk menjadi pribadi yang beriman, berakhlak baik, memiliki kepedulian terhadap sesama, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan dengan semangat dan keteguhan hati. Tujuan utama kegiatan ini adalah membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keteguhan iman, moral yang baik, serta kepekaan sosial.

IMG_3258.JPG

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Xaverius 2 Bandar Lampung, Ibu Sisillia Surasi Andriani, S.Si., S.M., mengingatkan pentingnya penerapan nilai-nilai yang diperoleh selama kegiatan. “Supaya kita menjadi pribadi yang sehat jiwa dan raga, karena mental dan spritual itu berhubungan dengan jiwa. Di dalam jiwa yang sehat dan raga yang sehat kita baru bisa fokus untuk menghadapi tantangan. Salah satu ciri dari jiwa yang sehat adalah salah satunya dari perilakunya dan tutur katanya.” pesan beliau.

IMG_3259.JPG

Kegiatan inti dimulai dengan sesi pertama bersama Frater L. Gerardo Vivaldi yang membawakan materi “Love Yourself and Love Your Friends!” (Mengenali Diri Sendiri dan Orang Lain). Dalam sesi ini, Frater Gerardo mengajak peserta memahami makna mencintai diri sendiri secara sehat agar mampu mengasihi sesama dengan tulus. Ia membagi sesi dalam tiga bagian antara lain Insecure?, Melihat Karunia, dan Melihat Diri dan Sesama dengan Kasih yang disampaikan secara interaktif. Para peserta tampak antusias berdiskusi dan berbagi refleksi pribadi tentang makna menghargai diri sendiri dan orang lain. Jika kita bisa menerima diri kita sendiri dan tidak menyombongkan diri dengan kelebihan kita itulah yang dinamakan cinta diri sendiri ujar Frater Geraldo.

IMG_3263.JPG

Sebagai pemateri penutup, Romo Pius Wahyu Adityo Raharjo menyampaikan materi bertajuk “Bijak dalam Menggunakan Gawai.” Ia menegaskan bahwa teknologi digital dapat menjadi sarana yang baik apabila digunakan secara bertanggung jawab dan beretika. Dalam paparannya, Romo Pius memperkenalkan sembilan langkah kebijaksanaan digital, antara lain menetapkan tujuan positif dalam penggunaan gawai, membatasi waktu pemakaian, menjaga privasi, menyaring konten edukatif, serta melakukan digital detox secara berkala.

IMG_3480.JPG

Romo Pius juga mengingatkan bahwa gawai seharusnya mendukung perkembangan manusia, bukan sebaliknya. Ia menutup dengan kutipan inspiratif dari Steve Jobs: “Teknologi hanyalah alat tetapi manusialah yang menentukan bagaimana menggunakannya untuk menciptakan kebaikan.”

Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama. Para siswa diajak merenungkan nilai-nilai yang telah diperoleh selama kegiatan. Banyak peserta menyampaikan bahwa mereka mendapatkan pengalaman berharga yang menumbuhkan kepercayaan diri, semangat kebersamaan, serta kesadaran untuk menggunakan gawai secara lebih bijak.

Salah satu peserta, Alfred Juan Rusli, menyampaikan kesannya bahwa kegiatan ini memberikan banyak manfaat. “Kegiatannya seru karena bisa ikut langsung dan belajar banyak hal, seperti kepercayaan diri dan kerja sama dalam kelompok,” ujarnya. Genoveva Galuh Asasta,  menambahkan, “Kami senang bisa mengikuti acara ini. Kami belajar mengenal diri sendiri, belajar menulis refleksi, dan memahami cara bijak menggunakan gawai”. Sementara itu, Keenan Matthias Erwin menilai kegiatan ini memperkuat solidaritas di antara peserta. “Kami jadi lebih akrab karena setiap kegiatan dilakukan secara berkelompok. Dari situ kami belajar arti kerja sama dan kebersamaan,” ungkapnya.

Melalui kegiatan rekoleksi gelombang kedua ini, SMP Xaverius 2 Bandar Lampung berharap para siswa semakin tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berkarakter, serta mampu menjadi generasi muda yang bijak dan kolaboratif di tengah tantangan dunia digital.

Salam Xavepa Gemilang

Genggam Masa Depan Gemilang

Penulis: Maria Angelina Hutagalung, S.Pd.

Email redaksi: [opsional bila dikirim ke media]

Bandar Lampung, Senin 14 Oktober 2025 menjadi hari yang penuh makna bagi keluarga besar SMP Xaverius 2 Bandar Lampung. Sekolah kembali melaksanakan pembinaan mental dan spritual yang bertema “Love YourSelf and Others” yang diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada Selasa, 14 Oktober 2025 dengan peserta dari kelas VII A dan VII C sebanyak 64 siswa. Pada sesi kedua berlangsung pada Rabu, 15 Oktoober 2025 yang diikuti oleh kelas VII B dan VII D dengan jumlah 65 peserta. Seluruh kegiatan bertempat di Wisma Albertus dan berlangsung dari pukul 07.00 hingga 15.00 WIB. Kegiatan ini menjadi bagian dari program sekolah yang bertujuan menumbuhkan karakter religius, menanamkan kedisplinan, serta membentuk karakter yang berakhlak mulia dan memiliki kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan diawali dengan laporan  dari koordinator pelaksana, Ibu Indah Puspitasari, S.Pd. Dalam laporannya ibu Indah menegaskan bahwa kegiatan ini  bukan hanya rutinitas sekolah, melainkan bagian penting dari pembentukan karakter dan kepribadiian siswa. Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektualitas, tetapi juga memiliki keteguhan iman, moral yang baik serta kepekaan sosial.

Selanjutnya, dalam sambutan Kepala Sekolah SMP Xaverius 2 Bandar Lampung, Ibu Sisillia Surasi Andriani, S.Si.,S.M menyampaikan pentingnya penerapan nilai-nilai yang diperoleh selama kegiatan pembinaan mental dan spiritual ini. Beliau mengajak para siswa untuk melakukan hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari dan menegaskan bahwa karakter seseorang tercermin dari tutur kata dan sikap dan perlilakunya.  Maka setelah kegiatan ini semua mampu menunjukkan sikap sebagai pribadi yang lebih baik.

IMG_2856.JPG

Memasuki sesi materi, Frater L. Gerardo Vivaldi tampil sebagai pemateri pertama dengan tema “Love Yourself and Love Your Friends!” (Mengenali Diri Sendiri dan Orang Lain). Melalui sesi ini, Frater Gerardo mengajak para peserta untuk memahami pentingnya mencintai diri sendiri secara sehat agar mampu mengasihi sesama dengan tulus. Materi yang disampaikan menuntun siswa untuk menyadari karunia Tuhan dalam diri, memahami perjuangan teman-temannya, serta belajar menjadi pribadi yang percaya diri tanpa kesombongan.

Sesi ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni Insecure?, Melihat Karunia, dan Melihat Diri dan Sesama dengan Kasih. Dengan gaya penyampaian yang interaktif, Frater Gerardo berhasil menciptakan suasana hangat dan reflektif, membuat para siswa aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman pribadi.
IMG_2891.JPG

Sebagai pemateri terakhir, Romo Pius Wahyu Adityo Raharjo menyampaikan materi bertajuk “Bijak dalam Menggunakan Gawai.” Sesi ini bertujuan mengajak peserta didik agar mampu menggunakan teknologi secara cerdas, bertanggung jawab, dan beretika.

Dalam pemaparannya, Romo Pius menjelaskan bahwa gawai memiliki banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi, memperluas akses informasi, mendukung transaksi, menjadi sarana hiburan, hingga membantu kesehatan dan kreativitas. Namun, di sisi lain, gawai juga membawa tantangan serius seperti kecanduan, menurunnya interaksi sosial, penyebaran berita palsu, hingga risiko kejahatan siber.

Romo Pius mengajak para peserta untuk menjadi pribadi yang bijaksana dalam berteknologi dengan menyeimbangkan logika, etika, dan nilai agama. Beliau juga memperkenalkan sembilan langkah kebijaksanaan digital, yaitu:

  1. Menetapkan tujuan positif dalam penggunaan gawai.
  2. Membatasi waktu penggunaan.
  3. Menyaring konten agar tetap positif dan edukatif.
  4. Menjaga privasi diri.
  5. Waspada terhadap berita palsu (hoaks).
  6. Menghindari diskusi provokatif di media sosial.
  7. Melakukan digital detox secara berkala.
  8. Berempati dalam dunia digital.
  9. Memikirkan dampak jangka panjang dari setiap tindakan di dunia maya.

IMG_2984.JPG

Sebagai penutup, Romo Pius mengutip pesan dari Steve Jobs, bahwa teknologi hanyalah alat; yang terpenting adalah bagaimana manusia menggunakannya untuk menciptakan hal-hal baik dan menakjubkan.

Kegiatan pembinaan mental dan spritual ini berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme. Melalui kedua sesi tersebut, para siswa diharapkan semakin mampu mengenali diri, menghargai sesama, serta menjadi pribadi yang bijak dalam menghadapi tantangan dunia digital.

Sebagai penutup kegiatan, seluruh siswa diajak untuk berdoa bersama dan merefleksikan nilai-nilai yang telah mereka pelajari sepanjang hari. Banyak siswa mengaku mendapatkan pengalaman berharga dan pandangan baru tentang arti mencintai diri sendiri, menghargai sesama, serta menggunakan teknologi dengan bijaksana.

Dengan terlaksananya pembinaan mental dan spritual Gelombang 1 ini, diharapkan peserta didik SMP Xaverius 2 Bandar Lampung semakin tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berkarakter, serta siap menjadi generasi muda yang unggul transformatif berkarakter kolaboratif dalam kemandirian, serta membawa terang  kasih di tengah masyarakat.

Salam Xavepa Gemilang

Genggam Masa Depan Gemilang

Penulis : Fernando Aldi Marcos, S.Pd

Tim Editor      : Sisilia Surasi Andriani, S.Si.,M.M

Halaman 1 dari 32