Manusia Yang Unggul dalam Humanitas, Kecerdasan, Kajujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan
Literasi itu apasih? Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Dalam era modern seperti sekarang, literasi memiliki makna yang jauh lebih luas. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif, baik dalam bentuk teks, angka, gambar, suara, maupun media digital. Bukan cuma anak muda yang butuh literasi, bagi orang tua juga sangat penting: misalnya, literasi keuangan.
Jadi, literasi bukan hanya soal “bisa baca tulis”, tapi juga tentang cara berpikir, menganalisis, dan merespons informasi yang kita temui setiap hari, baik di sekolah, media sosial, maupun kehidupan sehari-hari.
Ini adalah fondasi utama. Kemampuan membaca dan menulis dengan baik sangat penting agar kita bisa menyerap informasi dengan benar. Misalnya, memahami isi buku, membaca petunjuk, atau menulis laporan.
Literasi ini berkaitan dengan kemampuan berhitung dan memahami data. Nggak harus jadi jago matematika, tapi kita perlu bisa membaca grafik, menghitung uang, dan menafsirkan angka secara logis.
Kita hidup di dunia yang penuh dengan konten digital. Literasi digital adalah kemampuan menggunakan internet, media sosial, dan perangkat teknologi dengan cerdas, etis, dan aman. Jangan cuma bisa scrolling—tapi juga bisa membedakan mana info valid dan mana hoaks.
Literasi ini penting banget buat generasi muda. Belajar mengatur uang, menabung, membuat anggaran, bahkan investasi dasar. Biar nggak cuma tahu “beli ini-itu”, tapi juga paham nilai dan fungsi uang.
Kita hidup di tengah masyarakat yang beragam. Literasi budaya mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, sedangkan literasi kewargaan membuat kita sadar akan hak, kewajiban, dan peran kita sebagai warga negara.
Di era saat ini banjir informasi dan banyak hoaks beredar. Orang yang literat akan berpikir kritis dan bisa memilah informasi secara objektif. Sedangkan orang yang jarang berliterasi akan mudah keliru dan percaya apapun informasi yang di dapat.
Literasi itu bekal hidup. Mau jadi dokter, desainer, arsitek, atau content creator? Semua butuh kemampuan memahami informasi dan komunikasi yang baik. Pasti ada yang punya cita cita menjadi seorang pro gamers kan? itu nggak cuma soal jago main, sama dengan yang lain dengan literasi yang baik, kamu bisa jadi gamers yang cerdas, komunikatif, dan punya peluang berkembang ke level pro. Pokoknya berliterasi sangat penting apapun itu cita-cita mu!
Saat kita paham apa yang kita pelajari dan bisa menjelaskannya ke orang lain, rasa percaya diri tumbuh. Kita jadi lebih siap menghadapi tantangan.
Profesional literasi yang baik dapat membantu kita berkomunikasi lebih efektif, bekerja lebih efisien, dan berperilaku bijak dalam berbagai situasi sehingga kita bisa lebih mudah untuk dibuktikan mempunyai nilai lebih dari yang lain.
Nggak harus berat-berat dulu. Mulai dari komik edukatif, cerita inspiratif, atau artikel ringan yang informatif.
Bisa dengan nulis diary, opini, atau blog. Menulis melatih logika berpikir dan cara menyampaikan ide.
Jangan takut tanya kalau belum paham. Kamu bisa diskusi bareng orang tua, kakak, teman atau guru itu cara belajar yang asik dan efektif.
Kroscek dulu info sebelum dibagikan, apalagi yang sensitif atau viral.
Seperti mading, jurnalistik, bedah buku, atau lomba menulis. Seru dan bermanfaat banget buat melatih skill.
Apa kamu gak suka literasi? Sebenarnya dengan membaca artikel ini, kamu sudah terbukti menyukai berliterasi. Literasi bukan cuma tren, tapi kebutuhan. Di zaman yang serba cepat ini, kemampuan literasi jadi salah satu kunci utama untuk bertahan, berkembang, dan sukses. Dengan literasi, kita bisa menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, kritis, dan bijak—baik di dunia nyata maupun digital.
Jadi, yuk guys mulai sekarang upgrade skill-skill kamu dengan meningkatkan literasi, buka wawasan, dan jadi generasi keren yang nggak cuma paham info, tapi juga bisa menyaring dan memanfaatkannya dengan bijak!
Penulis: Marcella Aurelia 7C/18
Bimbingan Teknis
“Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak”
SMP Xaverius 2 Bandarlampung menuju Sekolah Ramah Anak
Pertemuan hari ke-2 Bimbingan Teknis “Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Xaverius Tanjungkarang hadir sebagai pemateri Bp. Ahmad Asari, S.Pd dan sebagai perwakilan peserta dari SMP Xaverius 2 Bandarlampung; Ibu Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M selaku Kepala Sekolah, perwakilan Guru; Bapak Timotius Hendri Nugroho, S.Kom., Bapak Fransiskus Margono, S.Pd., Bapak Vincen Simatupang, S.Si., dan Ibu Fransiska Intan Rosari, M.Pd..
Pada pertemuan hari ini membahas tentang empat prinsip dasar Konvensi Hak Anak (KHA) yang menjadi landasan utama dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak, yaitu:
Semua anak memiliki hak yang sama tanpa pengecualian. Tidak boleh ada diskriminasi atas dasar apa pun, termasuk ras, agama, jenis kelamin, status sosial, latar belakang keluarga, dan sebagainya.
Dalam setiap keputusan atau tindakan yang menyangkut anak, kepentingan terbaik anak harus menjadi pertimbangan utama. Ini berlaku untuk orang tua, lembaga pemerintah, maupun lembaga swasta.
Setiap anak berhak untuk hidup dan tumbuh serta berkembang secara maksimal, baik secara fisik, mental, spiritual, moral, maupun sosial.
Anak berhak untuk didengar pendapatnya dalam segala hal yang menyangkut dirinya, sesuai dengan usia dan tingkat kematangannya. Pendapat anak harus dipertimbangkan secara serius.
Keempat prinsip ini menjadi dasar dalam merancang kebijakan, program, dan layanan yang berkaitan dengan anak.
"Ramah anak" merupakan istilah yang merujuk pada sikap, lingkungan, atau kebijakan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, serta melindungi hak-hak anak. Sesuatu yang "ramah anak" berarti memperhatikan kebutuhan, keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan anak, baik secara fisik, emosional, sosial, maupun psikologis.
Green School adalah sekolah yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam seluruh aspek kegiatan dan manajemennya. Tujuan utama dari Green School adalah mendidik siswa agar memiliki kesadaran lingkungan dan berperilaku yang mendukung keberlanjutan (sustainability), baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Daur ulang merupakan proses mengolah kembali sampah atau barang bekas menjadi bahan atau produk baru yang bisa digunakan kembali. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah, menghemat sumber daya alam, dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Lebih lanjut pemaparan Bp. Ahmad Asari, S.Pd mengulas tentang point penting hak sipil dan kebebasan anak, poin-poin penting mengenai hak sipil dan kebebasan anak yang diakui dalam Konvensi Hak Anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya yang terkait dengan hak sipil dan kebebasan (civil rights and freedoms): Hak atas identitas; Anak berhak memiliki nama sejak lahir, kewarganegaraan, dan diakui sebagai bagian dari keluarga dan negara. Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; Anak berhak menyampaikan pendapat secara bebas, termasuk dalam hal yang mempengaruhi hidupnya. Anak juga berhak mengekspresikan pandangan mereka melalui media, seni, atau bentuk lain yang sesuai. Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama; Anak bebas memilih dan mempraktikkan keyakinannya, dengan tetap memperhatikan bimbingan dari orang tua sesuai usia dan tingkat perkembangan anak. Hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul secara damai; Anak berhak untuk berkumpul, berorganisasi, dan terlibat dalam kelompok sosial atau kegiatan Masyarakat. Hak atas privasi dan perlindungan data pribadi; Anak berhak atas kehidupan pribadi yang dihormati, termasuk perlindungan atas surat-surat, komunikasi, dan data pribadinya. Hak atas akses informasi; Anak berhak mengakses informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi perkembangan mereka, termasuk dari media cetak, elektronik, dan digital.
Selain itu, dibahas juga Inti dari kluster Sekolah Ramah Anak (SRA) untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, bersih, inklusif, sehat, peduli, dan menyenangkan bagi semua anak, serta melindungi hak-hak anak dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
Dalam kebijakan nasional (khususnya di Indonesia), Sekolah Ramah Anak dikembangkan melalui 6 kluster utama, yang berakar pada Konvensi Hak Anak, yaitu; Kluster 1: Hak Sipil dan Kebebasan, Kluster 2: Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Kluster 3: Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, Kluster 4: Pendidikan, Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya, Kluster 5: Perlindungan Khusus, Kluster 6: Manajemen Sekolah Ramah Anak.
Disiplin Positif “Berperspektif Hak Anak” dikemas dalam diskusi membahas tentang faktor keluarga yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian, perilaku, dan perkembangan anak-anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak, dan pengaruhnya bisa berlangsung seumur hidup. Keluarga adalah fondasi utama dalam membentuk identitas dan arah hidup anak. Dukungan emosional, nilai yang kuat, dan pola asuh yang tepat akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara mental, sosial, dan intelektual.
Dengan terselenggaranya bimbingan teknis ini, diharapkan seluruh satuan pendidikan di Yayasan Xaverius Tanjungkarang lebih mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Konvensi Hak Anak secara utuh, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, serta membangun budaya disiplin positif yang menghargai martabat dan hak anak. Kolaborasi semua pihak; pendidik, orang tua, dan Masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan sekolah sebagai tempat yang benar-benar ramah dan berpihak pada anak.
Salam Unggul Transformatif Dalam Semangat HK3P
SMP Xavepa Gemilang.
Penulis: Timotius Hendri Nugroho, S.Kom.
Dalam upaya mewujudkan sekolah ramah anak di sekolah-sekolah Xaverius, Yayasan Xaverius Tanjung Karang mengadakan Bimbingan Teknis Sekolah Ramah Anak dengan tema Konvensi Hak Anak, Satuan Pendidikan Ramah Anak, dan Penerapan Disiplin Positif Ramah Anak selama dua hari, yaitu 16–17 Mei 2025. Kegiatan dilaksanakan di Aula GSG Komplek Xaverius Way Halim, dengan narasumber Bpk. Ahmad Asri, S.Pd. Bimtek ini merupakan salah satu amanat Renstra Yayasan Xaverius Tanjung Karang untuk sekolah-sekolah Xaverius sebagai sekolah ramah anak.
Ada empat guru yaitu Bpk. Timotius Hendri Nugroho, S.Kom., Bapak Fransiskus Margono, S.Pd., Bapak Vincen Simatupang, S.Si., dan Ibu Fransiska Intan Rosari, M.Pd., dan Kepala Satuan Pendidikan SMP Xaverius 2 Bandar Lampung Ibu Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M. mengikuti kegiatan ini, bersama dengan para Kepala Satuan Pendidikan TK–SMP Xaverius se-Bandar Lampung dan para guru TK–SMP Xaverius se-Bandar Lampung. Kegiatan dibuka oleh RD Andreas Sutrisno, Ketua Yayasan Xaverius Tanjung Karang.
Catatan Bimtek hari pertama antara lain:
Dari pemateri pertama Y. Gisik (Sekretaris Yayasan): Sekolah Ramah Anak adalah amanat Renstra dari misi pertama yaitu memiliki kinerja unggul (Excellent Performance), sub misi kinerja operasional, sasaran meningkatkan satuan unit sekolah ramah anak. Target hasil: jumlah unit sekolah tersertifikasi sekolah ramah anak dari lembaga nasional 100%. Pada dasarnya, sekolah-sekolah Xaverius sudah melaksanakan ramah anak selama ini dalam layanan pendidikan, maka diperlukan usaha yang sungguh untuk sampai pada sertifikasi SRA secara resmi dari lembaga yang kompeten. Sehingga sekolah ramah anak bukan sekadar program, tapi komitmen kita menjadikan setiap ruang belajar sebagai tempat yang aman dan nyaman, hangat, penuh harapan, sehingga semua anak merasa diterima dan dihargai.
Dari Bpk. Ahmad Asari, S.Pd., termasuk Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak – Pemberdayaan Perempuan: Perlu pemahaman yang sama tentang usia anak dan hak-hak anak dalam usia anak, juga bagaimana pendampingan perkembangan anak. Pelaku kekerasan anak adalah orang-orang terdekat anak itu sendiri. Di manapun anak berada harus dilindungi, maka diperlukan undang-undang perlindungan anak. Konvensi Hak Anak (KHA), kegiatan ini diharapkan sebagai langkah implementasi SRA. Untuk mewujudkan SRA diperlukan partisipasi orang tua.
Salam Unggul Transformatif Dalam Semangat HK3P
SMP Xavepa Gemilang.
Penulis: Sisilia Surasi Andriani, S.Si., M.M.
Ujian Praktik Nilai HK3P dan Kepramukaan SMP Xaverius 2 Bandar Lampung TP 2024/2025
SMP Xaverius 2 Bandar Lampung telah melaksanakan ujian praktik untuk penilaian Nilai HK3P (Humanitas, Kecerdasan, Kejujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan) serta Kepramukaan bagi seluruh peserta didik kelas 9. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk memperkuat dan melengkapi kompetensi peserta didik, baik dari segi akademis maupun karakter, agar mampu menjadi lulusan yang unggul dan transformatif dengan karakter Humanis, Cerdas, Jujur, Disiplin, dan Melayani.
Penilaian HK3P dilaksanakan dalam bentuk studi kasus dan tantangan berupa pembuatan produk digital kampanye bertema "Menjadi Alumni SMP Xaverius 2 – Xavepa Gemilang yang Unggul dan Transformatif dalam Semangat HK3P". Sementara itu, penilaian Kepramukaan mencakup kemampuan menerjemahkan sandi kotak 1 dan 2, baris-berbaris, materi kepanduan, serta lagu nasional.
Ujian ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan berkelompok melalui regu Pramuka Penggalang, dengan 4 POS tantangan yang harus diselesaikan secara bersama. Meski dilakukan secara tim, penilaian dilakukan secara kelompok dan perorangan oleh tim penilai.
Pelaksanaan ujian berlangsung selama dua hari dalam empat termin, yakni pada tanggal 14 Mei 2025 untuk kelas 9A dan 9B, serta 15 Mei 2025 untuk kelas 9C dan 9D. Seluruh peserta didik mengikuti kegiatan ini dengan antusias dan tertib.
Dalam sesi wawancara, Bapak Agustinus Yulianto, S.Pd. selaku Koordinator Tim Pelaksana sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, mewawancarai dua peserta didik, yaitu Frea Calista Suhandi (9B) dan Justin Wijaya (9D). Ketika ditanya tentang kesan mereka terhadap kegiatan ini, keduanya menyatakan bahwa tantangan yang diberikan dalam ujian praktik HK3P dan Kepramukaan membuat mereka semakin memahami makna menjadi seorang Xaverian sejati yang unggul dan transformatif dalam semangat HK3P. Mereka juga merasa kegiatan ini sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter.
Tim pelaksana ujian praktik telah bekerja dengan sungguh-sungguh dalam merancang setiap tantangan di tiap POS, agar peserta didik terpacu untuk berkolaborasi, berbagi strategi, serta terus menjaga nama baik sekolah sebagai alumni. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkontribusi dalam memberikan solusi demi kemajuan sekolah di masa depan.
Salam Unggul Transformatif dalam Semangat HK3P – SMP Xavepa Gemilang!
Penulis: Sisilia Surasi Andriani, S.Si
Sekarang hampir semua anak punya hp. Hp itu seru, bisa dipakai buat main game, nonton video, chatting sama teman, dan cari info pelajaran. Tapi, kita harus hati-hati, karena hp bisa jadi teman yang membantu, tapi juga bisa jadi masalah kalau dipakai sembarangan.
Kapan HP Jadi Temen?
Kapan HP Jadi Masalah?
Tips Supaya Pakai hp Tetap Aman dan Bermanfaat
Ada pula dampak jika bermain HP terlalu lama,seperti:
Gangguan penglihatan, gangguan tidur, masalah pada postur tubuh, hingga gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi,fokus
juga dapat berkurang.
Kesimpulan:
Hp bisa bantu kita belajar dan cari informasi penting, tapi harus digunakan dengan bijak. Kita harus tahu waktu dan tahu aturan, supaya hp jadi alat yang bermanfaat, bukan malah bikin kita malas.
Penulis : Gabriella Sheena (VII C)
Waisak merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan setiap bulan Mei, tepatnya pada waktu terang bulan atau purnama sidhi. Di berbagai negara Hari Warsak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, Vesak di Si Lanka dan Waisak di Indonesia Wasak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno.
Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (Pumama Siddhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu:
Penulis : Revelyn Alfian ( VII A)
Semua orang pasti setidaknya pernah mendengar kata "literasi". Tetapi kamu pernah tidak bertanya hal hal seperti "apa itu literasi?" atau "apa bagusnya dari literasi?". Jadi, arti dari literasi sendiri adalah kegiatan atau kemampuan membaca, menulis, serta memahami isi dari sesuatu yang kita baca seperti buku pelajaran, novel dan buku cerita. Literasi juga sangat penting bagi kita karena tidak hanya untuk menambah Ilmu, tetapi juga bisa meningkatkan kemampuan berfikir dan mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
Literasi juga memiliki banyak jenis seperti literasi digital, literasi baca tulis dan literasi pembelajaran seperti literasi sains dan literasi budaya. Literasi digital tentu termasuk literasi tetapi tidak luput dari dampak positif dan negatifnya. Positifnya dari melakukan literasi digital contohnya seperti kita membaca buku tetapi dari gadget dan tentu lebih mudah, tetapi Hal negatifnya tergantung dari apa yang kita baca. Jika yang kita baca adalah sesuatu yang negatif seperti novel untuk orang dewasa atau novel yang berisi tentang hal yang tidak pantas dan negatif, itu juga akan berpengaruh bagi diri kita sendiri.
Kesehatan mata kita berpengaruh dalam literasi digital jika kita tetap melanjutkan literasi digital berlebihan, kurangnya literasi digital dapat membuat individu lebih rentan terhadap konten negatif, seperti konten pornografi, kekerasan, dan ujaran kebencian. Jadi, untuk menghindari hal tersebut adalah dangan fokus pada edukasi dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, termasuk membatasi waktu penggunaan, menjaga kesehatan mental, dan menghindari konten negatif.
Pemberdayaan literasi juga penting untuk mengembangkan individu dan masyarakat, serta mendukung kemajuan bangsa agar tidak tertipu dengan berita hoax ataupun hal negatif dari berita yang palsu dan sumber sumber informasi yang negatif. Jadi untuk itu, literasi sangatlah berpengaruh besar dan itu bisa kita lihat dari mafaat manfaatnya. Manfaatnya adalah peningkatan pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa siswi dalam belajar dan juga peningkatan kualitas hidup yang dapat memberikan akses ke informasi dan pengetahuan yang lebih luas, serta meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
"Membaca adalah jembatan Ilmu" tentu bisa mendeskripsikan tentang pentingnya kita dalam melakukan kegiatan literasi dengan bijak dan baik. Mengapa harus dengan bijak dan baik? Karena jika tidak menggunakannya dalam bijak dan baik tentu akan berefek negatif bagi kita.
Penulis : Priscila Cleverley Dyandra (VII B)
Apakah kalian pernah mendengar kata literasi? Mungkin kebanyakan dari kalian pasti berpikir literasi adalah kemampuan untuk membaca, itu jawaban yang cukup benar. Namun, literasi mencangkup banyak hal selain membaca, yaitu kemampuan menulis, mengolah informasi, memahami teks, berpikir kritis, dan lainnya.
Pengertian dari literasi sendiri adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi secara efektif dalam berbagai konteks.
Literasi sendiri ada banyak jenisnya, salah satunya adalah literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan dalam menggunakan media digital, alat - alat komunikasi, dan lainnya. Nah, contoh nyata dari literasi sendiri adalah mencari informasi untuk tugas sekolah, membaca menu di restoran, atau kalian pernah membaca poster di sekolah.
Literasi juga ada manfaatnya loh, seperti menambah kosakata untuk seseorang, mengoptimalkan kinerja otak karena sering dipakai untuk membaca dan menulis, mendapat wawasan atau ilmu baru, membantu meningkatkan daya fokus, meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, dan lainnya.
Namun sayangnya, ada fakta yang menyedihkan bahwa tingkat literasi di Indonesia menurut UNESCO hanya 0,001%. Yang berarti dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu yang gemar membaca, menurut UNESCO Indonesia juga peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia. Miris ya, padahal manfaat dari literasi sendiri ada banyak.
Namun, mengapa Indonesia tingkat literasi di Indonesia sangat rendah? Itu dikarenakan belum ada kebiasaan membaca sejak dini, dan juga Indonesia masih kurang dalam produksi buku.
Oleh Karena itu, kita harus memiliki kesadaran untuk membangun literasi dari diri kita sendiri, mulailah dari hal kecil seperti membaca buku yang disukai, atau bahkan bisa menyumbangkan buku ke orang lain.
Penulis : Alfonsa Annora Celestyn (VII B)
© Copyright 2019 SMP Xaverius 2 Bandar Lampung