Suasana Hotel Akar Bandar Lampung pada 20 Agustus 2025 dipenuhi semangat kolaborasi. Pada hari ini, dilaksanakan Pelatihan Kehumasan Tenaga Kependidikan Kota Bandar Lampung bersama PWI Provinsi Lampung. SMP Xaverius 2 mengutus satu perwakilan yaitu Bapak Vincen Simatupang dalam kegiatan ini. Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten yang membawakan materi seputar hukum pers, hubungan pers dengan pemerintah, prinsip dasar jurnalistik, hingga pengenalan fotografi dasar.

Pada materi pertama, Bapak Iskandar Zulkarnain membahas tema “Hukum Pers Bersinergi di Era Digital”. Beliau menekankan bahwa pers adalah lembaga sosial dan media komunikasi, sementara wartawan berperan mencari dan menyajikan berita. Hak-hak pers yang harus dipahami meliputi hak jawab, hak koreksi, dan hak tolak. Selain itu, dijelaskan pula bahwa pers tidak lagi terjerat UU ITE, namun tetap harus mematuhi Kode Etik Jurnalistik yang berisi 11 pasal.

Dalam menghadapi wartawan, humas diingatkan untuk menyiapkan poin utama, tetap tenang, jujur, objektif, memberikan contoh konkret, serta menghindari sikap defensif maupun menjatuhkan pihak lain.

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Nizwar, yang menekankan pentingnya “Hubungan Pers dengan Pemerintah dan Tenaga Kependidikan di Kota Bandar Lampung”. Menurutnya, pers berperan sebagai penyambung komunikasi positif dan pilar demokrasi melalui fungsi sebagai penyalur informasi sekaligus pembentuk opini publik. Pemerintah memiliki peran untuk memastikan kebebasan pers, menyediakan akses informasi, serta membangun kemitraan yang sehat. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari keterbatasan akses hingga potensi konflik. Kesimpulannya, kerja sama sehat antara pers, pemerintah, dan humas pendidikan sangat penting demi komunikasi yang efektif dan membangun kepercayaan masyarakat.

Selanjutnya, Bapak Munizar membawakan materi ketiga mengenai “Prinsip Dasar Jurnalistik dan Teknik Dasar Menulis”. Ia menjelaskan bahwa jurnalistik adalah disiplin ilmu dalam mengumpulkan, melaporkan, dan menganalisis fakta aktual melalui media massa secara rutin. Seorang wartawan, menurutnya, harus memiliki kecintaan terhadap bahasa, kepekaan pada detail, serta keterampilan menulis, wawancara, investigasi, observasi, hingga riset. Selain itu, wartawan berfungsi sebagai kontrol sosial, sarana informasi, pendidikan, dan hiburan.

Munizar juga menekankan pentingnya memahami nilai berita, sifat berita, serta struktur penulisan straight news dengan sistem piramida terbalik: judul, lead, body, dan ending.

Materi terakhir dibawakan oleh Syahroni Yusuf dengan tema “Pengenalan Fotografi Dasar”. Ia menegaskan pentingnya seorang jurnalis memahami objek liputan agar pesan yang disampaikan melalui foto dapat dimengerti khalayak. Foto jurnalistik bukan hanya sekadar gambar, melainkan memiliki peran penting dalam mendukung penyampaian informasi.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan dalam bidang kehumasan, sekaligus memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, pers, dan pemerintah di Kota Bandar Lampung.

Penulis: Vincen Simamtupang